KONSTRUKSI IDENTITAS BILINGUAL: SURVEI SIKAP GENERASI MUDA DAYAK TERHADAP PEMBELAJARAN BAHASA INGGRIS

Penulis

  • Tuti Tuti STKIP Persada Khatulistiwa, Indonesia
  • Sijono Sijono STKIP Persada Khatulistiwa, Indonesia

DOI:

https://doi.org/10.58917/aijes.v5i1.504

Kata Kunci:

Generasi Muda Dayak, Identitas Bilingual, Pelestarian Bahasa Adat, Sikap Pembelajaran Bahasa Inggris, Survei Kualitatif

Abstrak

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji sikap generasi muda Dayak terhadap pembelajaran bahasa Inggris dan keterkaitannya dengan pelestarian identitas budaya lokal. Meskipun bahasa Inggris semakin berperan sebagai lingua franca global dan simbol modernitas, kekhawatiran tetap muncul mengenai potensi dampaknya terhadap bahasa dan identitas lokal, khususnya pada komunitas adat. Penelitian ini menggunakan pendekatan deskriptif kualitatif dengan melibatkan 150 responden berusia 15–25 tahun di Kabupaten Sintang, Kalimantan Barat. Data dikumpulkan melalui survei, wawancara, observasi, dan studi dokumen, serta divalidasi menggunakan teknik triangulasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa generasi muda Dayak memiliki sikap sangat positif terhadap pembelajaran bahasa Inggris dan memandangnya sebagai keterampilan penting untuk pendidikan, pekerjaan, dan komunikasi global. Namun, mereka tidak menganggap penguasaan bahasa Inggris sebagai ancaman terhadap identitas budaya. Sebanyak 89,6% responden menyatakan tidak setuju bahwa belajar bahasa Inggris menyebabkan mereka meninggalkan budaya Dayak, dan 94,8% tetap merasa memiliki ikatan kuat dengan identitas Dayak mereka. Sikap ini mencerminkan kematangan budaya, ketahanan budaya, serta munculnya identitas bilingual yang memungkinkan identitas global dan lokal hidup berdampingan secara harmonis. Responden juga menekankan peran keluarga, sekolah, dan lembaga adat dalam menjaga keberlangsungan bahasa dan budaya Dayak. Penelitian ini menegaskan bahwa kompetensi berbahasa Inggris dan pelestarian budaya lokal bukanlah dua hal yang saling bertentangan, melainkan dapat saling memperkuat dalam proses negosiasi identitas di era global. Temuan ini menyoroti pentingnya model pendidikan dwibahasa berbasis budaya untuk memberdayakan generasi muda adat agar mampu bersaing secara global sekaligus menjaga warisan leluhur.

 

Kata kunci: Generasi Muda Dayak, Identitas Bilingual, Pelestarian Bahasa Adat, Sikap Pembelajaran Bahasa Inggris, Survei Kualitatif.

 

Referensi

Abduh, A., & Rosmaladewi, R. (2019). Language policy, identity, and bilingual education in Indonesia: A historical overview. International Journal of Applied Linguistics & English Literature, 8(1), 18–24. https://doi.org/10.7575/aiac.ijalel.v.8n.1p.18

Aulia, F. (2025). Integrasi Kurikulum Internasional denganKurikulum Merdeka: Studi KualitatifDeskriptif pada Pendidikan SPK.Al-Irsyad: Journal of Education Science, 4(2), 550–560.

Baker, W. (2023). Transcultural communication and global Englishes. Routledge.

Canagarajah, S. (2023). Translingual practices and neoliberal policies: Attitudes and strategies of African skilled migrants in anglophone workplaces. Routledge.

Chen, X., & Wei, L. (2024). Youth bilingual identity and cultural continuity in minority communities. Journal of Multilingual and Multicultural Development, 45(2), 210–225.

Dennison, C., Smith, R., & Liu, H. (2025). Language ideology and cultural resilience among Indigenous youth. International Journal of Language and Identity Studies, 12(1), 52–71.

Fishman, J. A. (1991). Reversing language shift: Theoretical and empirical foundations of assistance to threatened languages. Multilingual Matters.

García, O., & Otheguy, R. (2023). Bilingualism and identity: Translanguaging as identity negotiation. Bilingual Review, 39(2), 101–120.

Hornberger, N. H., & Skilton‐Sylvester, E. (2000). Revisiting the continua of biliteracy: International and critical perspectives. Language and Education, 14(2), 96–122.

Kramsch, C. (1998). Language and culture. Oxford University Press.

Lauder, A. (2008). The status and function of English in Indonesia. Makara Human Behavior Studies in Asia, 12(1), 9–20.

Musthafa, B. (2010). Teaching English to young learners in Indonesia: Essential requirements. Educationist, 4(2), 120–125.

Nurlia, M., Indarti, D., & Manara, C. (2025). Language attitudes and cultural pride in multilingual Indonesian youth. Journal of Language and Society, 17(1), 28–42.

Sandelowski, M. (2000). Whatever happened to qualitative description? Research in Nursing & Health, 23(4), 334–340. https://doi.org/10.1002/1098-240X(200008)23:4<334::AID-NUR9>3.0.CO;2-G

Susilawati, W. O., Anggrayni, M., & Larasati, A. (2025). Implementation of the Pancasila Student Profile Strengthening Project Activities (P5) in Elementary School.Al-Irsyad: Journal of Education Science, 4(2), 611–625.

Tan, L., & Nor, A. (2024). Community-based bilingual programs for Indigenous youth: A model for cultural sustainability. Asia Pacific Education Review, 25(3), 455–470.

Trisnawati, E. (2017). Peran keluarga dan lingkungan sosial dalam pembentukan identitas bilingual pada masyarakat multikultural. Jurnal Pendidikan Bahasa dan Sastra, 17(2), 89–97.

Yildiz, Y., & Gao, F. (2023). Bilingual identity construction in multilingual societies: A sociocultural perspective. International Journal of Bilingualism, 27(4), 589–605.

Zhou, M., Chen, J., & Li, S. (2024). Cultural identity and English learning motivation among ethnic minority learners. Journal of Intercultural Communication Research, 53(1), 33–49.

Unduhan

Diterbitkan

2025-11-20

Cara Mengutip

Tuti, T., & Sijono, S. (2025). KONSTRUKSI IDENTITAS BILINGUAL: SURVEI SIKAP GENERASI MUDA DAYAK TERHADAP PEMBELAJARAN BAHASA INGGRIS. Al-Irsyad: Journal of Education Science, 5(1), 64–74. https://doi.org/10.58917/aijes.v5i1.504

Terbitan

Bagian

Artikel